Project Based Learning menjadi Salah Satu Model Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka. Bagaimana Implementasinya di Sekolah?
Pandemi Covid-19 menyebabkan pendidikan di dunia mengalami learning loss, termasuk Indonesia. Untuk mengatasi hal tersebut, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, meluncurkan Kurikulum Merdeka pada 11 Februari 2022 secara daring. Hal ini berakibat Project Based Learning menjadi model pembelajaran untuk mendukung keberhasilan Kurikulum Merdeka Belajar di Indonesia. Project Based Learning atau PjBL dapat menciptakan budaya belajar yang mendukung kemandirian, kolaborasi, dan kreativitas. Lalu, bagaimana dengan penerapannya di sekolah?
PjBL Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Dari 2 grafik di atas, PjBL Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Berdasarkan penelitian Ramadianti (2021) dengan metode meta-analisis terhadap 5 artikel, jurnal elektronik, dan esai yang relevan menggunakan “Model Pembelajaran Project Based Learning“, “Hasil belajar”, dan “Studi Matematika Pendidikan Dasar”, grafik di atas menunjukkan bahwa model pembelajaran PjBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada post-test dibanding pre-test. Hal ini merupakan persentase peningkatan hasil belajar dari masing-masing penelitian. Data menunjukkan bahwa PjBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari yang terendah 11,30% sampai yang tertinggi 37,48% dengan rata-rata sebesar 24,72%.
Kesesuaian PjBL dengan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
PjBL mengisyaratkan kesesuaiannya dalam Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. PjBL memiliki kelebihan, di antaranya meningkatkan kemampuan: berpikir kreatif, berkolaborasi, memecahkan masalah dan berkomunikasi. Dalam pembangunan Profil Pelajar Pancasila, kita mengharapkan kemampuan tersebut sesuai dengan kompetensi yang diinginkan.
Kesesuaian PjBL dengan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di sekolah masih menyisakan beberapa tantangan. Beberapa tantangan tersebut, di antaranya:
(1) Masa Adaptasi: Siswa membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan model pembelajaran baru, dan mereka mengalami kesulitan dalam melaksanakan proyek dan mengumpulkan data, terutama ketika bekerja dalam kelompok. (2) Waktu dan Beban Kerja: PjBL dapat meningkatkan beban kerja dan komitmen waktu bagi guru dan siswa karena penekanannya pada proses pembelajaran dan interaksi kolaboratif. Hal ini dapat menimbulkan tantangan bagi guru dan siswa. (3) Dinamika Interpersonal: Beberapa siswa mengalami kesulitan dalam bekerja secara kolaboratif karena kebiasaan kerja individu atau kurang percaya diri dalam pengaturan kelompok.
Efektivitas Project Based Learning
Menurut penelitian, PjBL telah terbukti meningkatkan prestasi siswa dan memiliki sejumlah keunggulan. Meskipun begitu, implementasinya masih menghadapi tantangan. Oleh karena itu, kerjasama antara pihak internal sekolah dan eksternal seperti guru dari sekolah lain, orang tua, dan masyarakat menjadi kunci untuk kesuksesan pelaksanaan proyek. Sebagai hasilnya, tantangan utama melibatkan pembiasaan intensif dan kolaborasi lintas sektor.
Selanjutnya, kalau di sekolah Penyala, apakah juga terdapat tantangan melakukan Project Based Learning seperti hasil riset tersebut? Bagikan cerita Penyala melalui kolom komentar ya!
Sumber:
Ramadianti, A. A. (2021). Efektivitas Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Sekolah Dasar. Primatika: Jurnal Pendidikan Matematika, 10(2), 93-98.
Dewi, M. R. (2022). Kelebihan dan kekurangan project-based learning untuk penguatan profil pelajar pancasila kurikulum merdeka. Inovasi Kurikulum, 19(2), 213-226.